Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pembelajaran Berbasis Pendekatan Understanding by Design

Understanding by Design (UbD) adalah suatu rancangan pembelajaran yang disusun dengan alur mundur dimulai dari menentukan tujuan, menentukan asesmen, dan menentukan kegiatan pembelajaran. Langkah -- langkah merancang pembelajaran dengan prinsip  UbD antara lain:




1. Menentukan tujuan


Tujuan pembelajaran dapat disusun berdasarkan kurikulum yang digunakan di sekolah masing-masing. Pada sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 guru dapat menyusun tujuan pembelajaran dari Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi dasar adalah bentuk penguasaan peserta didik terhadap pengetahuan, perilaku, keterampilan, dan sikap setelah mendapatkan materi pembelajaran pada jenjang pendidikan tertentu. Kemudian pada sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka dapat menyusun tujuan pembelajaran berdasarkan Capaian Pembelajaran (CP). Capaian Pembelajaran merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase perkembangan. Capaian Pembelajaran mencakup sekumpulan kompetensi dan lingkup materi, yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi. Terdapat 4 unsur pokok dalam menyusun tujuan pembelajaran:


Audience, yaitu peserta didik yang akan mengikuti pembelajaran,

Behavior, yaitu perilaku yang diberikan oleh guru pada peserta didik untuk mencapai tujuan,

Condition, yaitu kondisi peserta didik terkait dengan tujuan yang ingin dicapai.

Degree, yaitu tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai dalam mencapai tujuan.

Contoh tujuan pembelajaran sebagai berikut:


Melalui pendekatan Saintifik dengan model pembelajaran Problem Based Learning yang dipadukan dengan metode Diskusi Kelompok dan Tanya Jawab, peserta didik dapat menganalisis, menyajikan, dan menafsirkan data dalam bentuk tabel, diagram garis, diagram batang, dan diagram lingkaran sehingga peserta didik mampu (a) berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif, (b) mengembangkan kemandirian, menghargai perbedaan, (c) meningkatkan rasa percaya diri, perilaku jujur, dan tanggung jawab, (d) cakap menggunakan media digital dalam belajar.


2. Menentukan asesmen

Guru dapat mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran dengan menggunakan asesmen. Asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Ada tiga jenis asesmen yang perlu diterapkan oleh guru dalam mengukur hasil belajar peserta didik yaitu:


a. Asesmen diagnostik, yaitu asesmen yang dilakukan sebelum guru menyusun kegiatan pembelajaran. Asesmen diagnostik mencakup dua hal, yaitu:


Aspek kognitif: untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam materi pembelajaran. Instrumen asesmen diagnostik kognitif bisa berupa tes tulis maupun lisan.

Aspek non-kognitif: aspek ini meliputi dukungan keluarga, motivasi diri, gaya belajar, hingga kemampuan sosial emosional siswa.

b. Asesmen formatif, yaitu asesmen yang berorientasi pada perkembangan kompetensi peserta didik. Asesmen formatif dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Tujuan dari asesmen formatif yaitu untuk mengukur pengetahuan peserta didik selama proses pembelajaran, keterampilan terkait kinerja dalam kelompok maupun mandiri, serta sikap peserta didik selama proses pembelajaran. Contoh: kuis, presentasi, penugasan, penilaian diri, penilaian teman sejawat, observasi.

c. Asesmen sumatif, bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran peserta didik secara keseluruhan. Asesmen sumatif dilakukan pada akhir proses pembelajaran dapat dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih tujuan pembelajaran sesuai pertimbangan guru. Asesmen sumatif menjadi bagian dari perhitungan penilaian di akhir bab, akhir semester, atau akhir tahun.



3. Menentukan kegiatan pembelajaran

Setelah mengetahui tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan menentukan alat untuk mengukur ketercapaian tersebut, langkah selanjutnya yaitu menentukan kegiatan pembelajaran. Dalam menentukan kegiatan pembelaajaran guru perlu memilih pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Selain menentukan pendekatan pembelajaran guru juga dapat memilih model, strategi, dan metode yang akan digunakan. Selanjutnya guru juga perlu mempersiapkan media pembelajaran. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan informasi kepada peserta didik dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Menurut Arsyad (2015:10), media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar. Pengelompokan jenis media pembelajaran menurut Leshin et al. (1992), adalah sebagai berikut.


a. Media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main-peran, kegiatan kelompok, field-trip).


b. Media berbasis cetak (buku, penuntun, buku latihan, alat bantu kerja, dan lembaran lepas).


c. Media berbasis visual (buku, chart, grafik, peta, gambar, transparansi, slide).


d. Media berbasis audio-visual (video, film, program slide tape, televisi).


e. Media berbasis komputer (pengajaran dengan berbantuan komputer, video interaktif, hypertext).


Merumuskan Tujuan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Understanding by Design
Tujuan pembelajaran berbasis pendekatan Understanding by Design (UbD) adalah untuk mengembangkan dan memperdalam pemahaman siswa. Berikut beberapa ciri-ciri dan prinsip UbD: 
Fokus pada tujuan pembelajaran yang esensial dan menarik bagi siswa 
Mendorong proses belajar yang bermakna 
Menggunakan desain mundur atau Backward Design dalam proses desain kegiatan pembelajaran 
Tujuan pembelajaran tertuju pada siswa agar memahami gagasan-gagasan utama terkait topik yang dipelajari 
UbD dapat membantu guru dalam: Memperjelas tujuan pembelajaran, Merancang penilaian yang mengungkap pemahaman siswa, Menyusun kegiatan pembelajaran yang efektif dan menarik. 
Beberapa strategi pengajaran yang dapat digunakan dalam UbD, antara lain:
Diskusi besar dan/atau kelompok
Kuliah interaktif
Berpikir berpasangan dan berbagi
Kelas terbalik
Pembelajaran kooperatif
Pencatatan terpandu
Penyelidikan terbimbing untuk pemecahan masalah 


Contoh:

Contoh merumuskan tujuan pembelajaran berbasis pendekatan Understanding by Design (UbD) adalah dengan menentukan hasil yang diinginkan. Hasil yang diinginkan ini menjadi acuan penting yang harus dibuat, ditentukan, dan diprioritaskan. 
Pendekatan UbD menekankan pada tujuan pembelajaran itu sendiri. Berikut ini adalah tahapan-tahapan pembelajaran UbD: Menentukan hasil yang diinginkan, Menentukan bukti penilaian, Merencanakan pembelajaran. 
UbD menggunakan metode Backward Design atau yang lebih dikenal dengan alur mundur. UbD membantu guru untuk: Memperjelas tujuan pembelajaran, Merancang penilaian yang mengungkap pemahaman siswa, Menyusun kegiatan pembelajaran yang efektif dan menarik. 
Pemahaman siswa terungkap ketika mereka secara mandiri memahami dan mentransfer pembelajaran mereka melalui kinerja autentik.



ASSESMEN

Dalam pembelajaran berbasis pendekatan Understanding by Design (UbD), asesmen dilakukan untuk menunjukkan bukti bahwa siswa telah mencapai hasil yang diinginkan. Berikut adalah beberapa tahap yang dapat dilakukan dalam asesmen pembelajaran berbasis UbD:
Identifikasi hasil yang diinginkan
Pertimbangkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh kurikulum nasional dan meninjau harapan kurikulum.
Tentukan bukti penilaian
Pertimbangkan berbagai metode penilaian, seperti tugas projek dan bukti lainnya.
Merencanakan pembelajaran
Dalam UbD, merencanakan pembelajaran merupakan langkah akhir, sehingga disebut dengan desain mundur. 
UbD adalah kerangka kerja yang digunakan untuk membantu guru dalam mendesain proses belajar-mengajar. UbD memiliki ciri-ciri, yaitu:
Proses desain suatu kegiatan pembelajaran dilakukan menggunakan desain mundur.
Tujuan pembelajaran tertuju pada siswa supaya memahami gagasan-gagasan utama terkait topik yang dipelajari. 
UbD memiliki keunggulan dalam memastikan keterkaitan antara tujuan pembelajaran, penilaian pembelajaran, dan langkah pembelajaran


METODE ASESMEN

Metode asesmen dalam pembelajaran berbasis pendekatan Understanding by Design (UbD) dilakukan dengan cara: Menentukan tujuan pembelajaran, Menentukan asesmen, Menentukan kegiatan pembelajaran. 
UbD adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan desain mundur atau backward design. Pendekatan ini bertujuan untuk membantu siswa memahami gagasan-gagasan utama (big ideas) terkait topik yang dipelajari. 
Beberapa keunggulan UbD adalah: 
Memastikan keterkaitan antara tujuan pembelajaran, penilaian pembelajaran, dan langkah pembelajaran 
Membantu siswa memahami apa yang mereka butuhkan 
Membantu guru dalam mendesain proses belajar-mengajar 
Membantu guru untuk mengoptimalkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran 
UbD bukan strategi mengajar, bukan metode mengajar, dan bukan format RPP/modul ajar


FORMAT ASESMEN

Format asesmen dalam pembelajaran berbasis pendekatan Understanding by Design (UbD) dilakukan dengan menentukan asesmen setelah menentukan tujuan pembelajaran. 
Tahap Deskripsi
1 Menentukan tujuan pembelajaran
2 Menentukan asesmen
3 Menentukan kegiatan pembelajaran
UbD merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan desain mundur atau backward design. Pendekatan ini menekankan pada tujuan pembelajaran dan melibatkan guru sebagai perancang pembelajaran siswa. 
Beberapa ciri-ciri UbD adalah:
Proses desain kegiatan pembelajaran menggunakan desain mundur
Tujuan pembelajaran tertuju pada siswa untuk memahami gagasan-gagasan utama 
Beberapa strategi pengajaran yang dapat digunakan dalam UbD adalah:
Diskusi besar dan/atau kelompok
Kuliah interaktif
Berpikir berpasangan dan berbagi
Kelas terbalik
Pembelajaran kooperatif
Pencatatan terpandu
Penyelidikan terbimbing untuk pemecahan masalah


MERANCANG ASESMEN

Merancang asesmen dalam pembelajaran berbasis pendekatan Understanding by Design (UbD) dapat dilakukan dengan mengikuti tahapan-tahapan berikut: Menentukan tujuan pembelajaran, Menentukan asesmen, Menentukan kegiatan pembelajaran. 
UbD menggunakan desain mundur atau backward design yang menekankan pada tujuan akhir pembelajaran. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merancang asesmen pembelajaran berbasis UbD: 
Menentukan hasil yang diinginkan sebagai acuan penting untuk mempertimbangkan kinerja jangka panjang 
Menentukan bukti penilaian, seperti tes, ujian harian, pengamatan, dan kuis 
Merancang penilaian yang mengungkap pemahaman siswa 
Memastikan semua siswa terlibat aktif dalam proses belajar 
UbD membantu guru untuk: 
Memperjelas tujuan pembelajaran 
Menyusun kegiatan pembelajaran yang efektif dan menarik 
Merancang pembelajaran yang lebih sistematis dan berorientasi pada hasil

Merancang pembelajaran berbasis pendekatan pemahaman (Understanding-Based Learning) memerlukan langkah-langkah yang strategis untuk memastikan siswa tidak hanya mengingat informasi, tetapi juga memahami dan dapat menerapkannya. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa diikuti:

 1. Identifikasi Tujuan Pembelajaran
   - Tentukan kompetensi yang ingin dicapai. Apa yang harus dipahami siswa setelah menyelesaikan pembelajaran?
   - Gunakan taksonomi Bloom untuk merumuskan tujuan yang mencakup berbagai tingkat pemahaman.

 2. Desain Aktivitas Pembelajaran
   - Diskusi Kelompok: Buat kelompok kecil untuk mendiskusikan konsep penting. Hal ini mendorong interaksi dan kolaborasi.
   - Studi Kasus: Berikan situasi nyata yang relevan agar siswa dapat menerapkan konsep yang dipelajari.
   - Proyek: Ajak siswa untuk melakukan proyek yang memerlukan pemecahan masalah dan penerapan pengetahuan.

 3. Penggunaan Sumber Belajar yang Variatif
   - Gunakan berbagai sumber belajar seperti buku, artikel, video, dan infografis untuk memperkaya pengalaman belajar.
   - Dorong siswa untuk mencari sumber belajar tambahan yang relevan dengan topik.

 4. Penilaian Berbasis Pemahaman
   - Rancang penilaian yang mengukur pemahaman, bukan hanya hafalan. Misalnya, gunakan tes esai, presentasi, atau proyek.
   - Berikan umpan balik konstruktif agar siswa tahu area yang perlu diperbaiki.

 5. Refleksi dan Diskusi
   - Ajak siswa untuk merefleksikan apa yang telah mereka pelajari dan bagaimana mereka bisa menerapkannya di kehidupan nyata.
   - Diskusikan pemahaman mereka dan dorong mereka untuk bertanya.

 6. Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari
   - Tanyakan kepada siswa bagaimana konsep yang dipelajari dapat diterapkan dalam konteks sehari-hari atau dalam karir mereka di masa depan.
   - Buat proyek atau tugas yang mengharuskan siswa untuk mengimplementasikan pemahaman mereka di dunia nyata.

 7. Keterlibatan Siswa
   - Libatkan siswa dalam merancang pembelajaran. Tanyakan tentang metode yang mereka sukai atau topik yang menarik bagi mereka.
   - Dorong rasa ingin tahu dan eksplorasi.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, pembelajaran berbasis pemahaman dapat menjadi lebih efektif, membuat siswa lebih terlibat dan mampu mengaitkan pengetahuan dengan konteks yang lebih luas.



Merancang pembelajaran berbasis pendekatan Understanding by Design (UbD) melibatkan proses terstruktur untuk memastikan bahwa siswa tidak hanya belajar informasi, tetapi juga memahami dan dapat menerapkannya. Berikut adalah langkah-langkah untuk merancang pembelajaran menggunakan model UbD:

 1. Identifikasi Hasil Belajar yang Diinginkan (Desired Outcomes)
   - Tentukan apa yang ingin dicapai siswa pada akhir pembelajaran. Gunakan pertanyaan esensial yang mendorong pemikiran mendalam.
   - Rumuskan tujuan pembelajaran spesifik yang mencakup pemahaman, keterampilan, dan sikap.

 2. Tentukan Bukti Pemahaman (Evidence of Understanding)
   - Rancang penilaian yang akan digunakan untuk mengukur apakah siswa telah mencapai hasil belajar. Ini bisa berupa:
     - Proyek
     - Ujian esai
     - Presentasi
     - Portofolio
   - Pertimbangkan cara siswa dapat menunjukkan pemahaman mereka secara kreatif.

 3. Rencanakan Pengalaman dan Pembelajaran (Learning Plan)
   - Aktivitas Pembelajaran: Rancang aktivitas yang mendukung siswa dalam mencapai hasil belajar. Contoh aktivitas meliputi:
     - Diskusi kelompok
     - Simulasi
     - Studi kasus
   - Strategi Pengajaran: Pilih metode pengajaran yang sesuai, seperti pengajaran langsung, pembelajaran berbasis proyek, atau pembelajaran kooperatif.

 4. Membangun Keterhubungan Konsep
   - Hubungkan topik dengan pengetahuan dan pengalaman sebelumnya siswa. Tanyakan bagaimana konsep yang diajarkan relevan dengan kehidupan mereka.
   - Gunakan peta konsep atau diagram untuk membantu visualisasi hubungan antar ide.

 5. Refleksi dan Umpan Balik
   - Berikan kesempatan bagi siswa untuk merefleksikan pembelajaran mereka. Ajak mereka untuk mengevaluasi pemahaman mereka sendiri.
   - Sediakan umpan balik yang konstruktif berdasarkan hasil penilaian. Ini membantu siswa mengetahui area yang perlu diperbaiki.

 6. Penyesuaian Pembelajaran
   - Siapkan rencana untuk menyesuaikan pembelajaran berdasarkan kebutuhan individu siswa. Ini bisa meliputi pengayaan untuk siswa yang lebih cepat belajar atau dukungan tambahan untuk siswa yang membutuhkan.

 7. Evaluasi dan Tindak Lanjut
   - Setelah pembelajaran selesai, evaluasi keseluruhan proses. Apa yang berhasil? Apa yang perlu diperbaiki?
   - Rencanakan tindak lanjut untuk memastikan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman mereka di situasi yang berbeda.

 Contoh:

Misalnya, jika topik yang diajarkan adalah "Dampak Perubahan Iklim":
- Hasil Belajar yang Diinginkan: Siswa dapat menjelaskan dampak perubahan iklim dan membuat rekomendasi untuk mitigasi.
- Bukti Pemahaman: Siswa akan membuat presentasi kelompok tentang dampak perubahan iklim di komunitas mereka.
- Pengalaman Pembelajaran: Diskusi tentang artikel terkini, simulasi efek perubahan iklim, dan proyek penelitian.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat merancang pembelajaran yang lebih terstruktur dan mendalam, memastikan siswa memahami materi dengan cara yang relevan dan aplikatif.





Berikut adalah beberapa soal yang bisa diajukan untuk pembelajaran berbasis pendekatan Understanding by Design (UbD): 
Apa pentingnya perencanaan yang baik dalam pembelajaran? 
Apa langkah awal yang krusial dalam pembelajaran? 
Bagaimana cara merancang asesmen yang tepat? 
Bagaimana cara merancang kegiatan belajar yang mendukung pemahaman siswa? 
Apa yang diharapkan dari hasil pembelajaran dalam kerangka UbD? 
Bagaimana cara meningkatkan keaktifan peserta didik? 
Apa kelebihan menggunakan pendekatan UbD? 
Apa yang bisa dipastikan pendidik saat proses belajar mengajar dengan pendekatan UbD? 
Apa tujuan dari pendekatan UbD? 
Apa yang bisa didapatkan calon guru dari mempelajari UbD? 
UbD adalah kerangka yang membantu guru dalam mendesain proses belajar-mengajar. Pendekatan ini memfokuskan pembelajaran pada pemahaman peserta didik. Beberapa kelebihan menggunakan pendekatan UbD adalah:
Tahapan pembelajaran saling terkait
Pendidik bisa memastikan tujuan pembelajaran tercapai
Pembuktian pemahaman siswa terkait kenapa materi tersebut perlu dipelajari dan dikuasai



1. Pada setiap mata pelajaran, terdapat sejumlah Capaian Pembelajaran (CP) sebagai kompetensi pembelajaran yang harus dicapai oleh peserta didik pada setiap fase. Rumusan CP tersebut memberikan gambaran tentang tujuan umum dan ketersediaan waktu untuk mencapai tujuan tersebut dalam enam etape yang disebut fase. Pemanfaatan fase-fase CP dalam perencanaan pembelajaran dapat dikemukakan sebagai berikut, kecuali…
a. Memungkinkan kolaborasi guru pada fase yang sama untuk merancang pembelajaran yang efektif bagi peserta didik.
b. Mendorong guru fokus pada ketercapaian CP di akhir fase tanpa perlu memperhatikan perkembangan peserta didik dan kesinambungan proses pembelajaran antar kelas.
c. Memberi kesempatan pada guru untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kesiapan peserta didik.
d. Memungkinkan guru merancang dan melaksanakan pembelajaran secara fleksibel.
e. Memastikan peserta didik mencapai kompetensi pembelajaran.
Penjelasan : Karena dalam kegiatan pembelajaran guru tidak hanya harus memastikan ketercapaian CP, tetapi juga memperhatikan perkembangan peserta didik dan kesinambungan proses pembelajaran antar kelas.
2. Capaian Pembelajaran (CP) dapat dirumuskan merujuk pada teori belajar konstruktivisme dan kurikulum dengan pendekatan Understanding by Design (UbD) yang dikembangkan oleh Wiggins & Tighe (2005). Dalam kerangka teori ini, “memahami” merupakan kemampuan yang dibangun melalui proses dan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat menjelaskan, menginterpretasi dan mengaplikasikan informasi, menggunakan berbagai perspektif, dan berempati atas suatu fenomena. Terkait hal tersebut, pernyataan yang benar dalam kurikulum Merdeka adalah….
a. Hirarki pengetahuan tidak digunakan dalam merumuskan CP dan tujuan pembelajaran turunan dari CP.
b. Taksonomi pengetahuan tidak menggunakan kata kerja operasional yang spesifik.
c. Memberi kebebasan kepada guru mengikuti taksonomi pengetahuan menurut teori yang disukai.
d. Pemahaman dimaknai sebagai suatu proses kognitif yang komplek tidak sederhana sebagai proses berpikir tingkat rendah.
e. Menganggap bahwa “memahami” dapat dicapai tanpa melibatkan proses dan pengalaman belajar yang mendalam serta tanpa memberikan kesempatan untuk menjelaskan, menginterpretasi, dan mengaplikasikan informasi dengan berbagai perspektif.
Penjelasan : Karena dalam Kurikulum Merdeka, pemahaman memang benar dimaknai sebagai sebuah proses berpikir yang kompleks dimana peserta didik ditekankan pada pembelajaran yang lebih dalam dan bermakna, didorong untuk berpikir kritis dan analitis, berfokus pada pengembangan kompetensi yang mencangkup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap hingga peserta didik yang didorong untuk memahami materi dalam konteks dunia nyata (kontekstual).
3. “Apa yang seharusnya dilakukan, diketahui, dan dipahami oleh peserta didik di akhir pengajaran?”. Pertanyaan tersebut perlu dirumuskan oleh guru apabila akan melakukan tahap….
a. Perencanaan strategi pembelajaran
b. Merumuskan tujuan pembelajaran
c. Merancang asesmen
d. Perencanaan kegiatan pembelajaran
e. Perencanaan model pembelajaran
Alasannya : Merumuskan tujuan pembelajaran melibatkan penentuan hasil belajar yang diharapkan dari siswa setelah selesai mengikuti suatu pengajaran atau pelajaran. Pada tahap ini, guru harus jelas tentang apa yang siswa harus lakukan, ketahui, dan pahami pada akhir pengajaran, sehingga tujuan tersebut dapat dijadikan panduan dalam menyusun strategi, kegiatan, asesmen, dan model pembelajaran yang sesuai.
4. “Bagaimana saya mendesain kegiatan pembelajaran agar peserta didik yang beragam dapat mendapat-tujuan pembelajaran?” Merupakan pertanyaan penting yang perlu dipertimbangkan pada tahap….
a. Merencanakan model pembelajaran
b. Merumuskan tujuan pembelajaran
c. Merancang asesmen
d. Merancang kegiatan pembelajaran
e. Merencanakan strategi pembelajaran
Alasan : Rancangan kegiatan pembelajaran adalah tahap di mana guru mengembangkan aktivitas dan metode pengajaran yang akan digunakan di kelas. Pada tahap ini, penting untuk mempertimbangkan keragaman peserta didik dalam hal gaya belajar, kebutuhan khusus, kemampuan, minat, dan latar belakang budaya.
5. Fase-fase yang perlu dilakukan untuk merancang perencanaan pembelajaran berbasis prinsip (UbD) adalah….
a. Merancang asesmen, merancang kegiatan, dan merumuskan tujuan pembelajaran
b. Merancang asesmen, merumuskan tujuan, dan merancang kegiatan pembelajaran
c. Merancang kegiatan, merumuskan tujuan, dan merancang asesmen pembelajaran
d. Merumuskan tujuan, merancang kegiatan, dan asesmen pembelajaran
e. Merumuskan tujuan, merancang asesmen, dan kegiatan pembelajaran
Alasannya : Karena, dalam merancang perencanaan pembelajaran sesuai dengan prinsip UbD fase yang harus dilakukan yaitu merumuskan tujuan, merancang asesmen dan kegiatan pembelajaran.
6. “Bagaimana saya dapat mengetahui bahwa pembelajaran telah mencapai hasil belajar yang diinginkan?” Pertanyaan tersebut perlu dirumuskan oleh guru ketika akan melakukan tahap….
a. Merencanakan model pembelajaran
b. Merumuskan tujuan pembelajaran
c. Merancang asesmen
d. Merancang kegiatan pembelajaran
e. Merencanakan pendekatan pembelajaran
Alasannya: Ketika guru ingin mengetahui apakah pembelajaran telah mencapai hasil belajar yang diinginkan, mereka harus merancang asesmen yang tepat. Tahap ini melibatkan penentuan metode dan alat asesmen yang akan digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan perlajaran.
7. Pernyataan terkait asesmen awal berikut ini yang kurang tepat adalah…
a. Asesmen awal berfungsi untuk mendapatkan nilai capaian hasil belajar untuk dibandingkan dengan kriteria capaian pembelajaran yang ditetapkan.
b. Hasil asesmen awal dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan tindaklanjut perbaikan berupa intervensi yang tepat.
c. Hasil asesmen awal berfungsi untuk mengetahui tingkat kompetensi, kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
d. Asesmen awal dapat diterapkan untuk mengetahui kebutuhan belajar peserta didik yang beragam.
e. Hasil asesmen awal digunakan untuk memetakan minat, kemampuan dan kesiapan belajar peserta didik
Alasannya: Asesmen awal biasanya tidak dimaksudkan untuk mengukur capaian hasil belajar yang sudah tercapai, melainkan untuk mengetahui kondisi awal peserta didik sebelum memulai pembelajaran. Tujuannya adalah untuk memahami tingkat kompetensi, kekuatan, kelemahan, dan kebutuhan belajar peserta didik sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kondisi peserta didik yang beragam.
8. Pernyataan terkait kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran (KKTP) berikut ini yang benar adalah….
a. Hasil KKTP dapat digunakan untuk merefleksi proses pembelajaran dan menganalisis tingkat penguasaan kompetensi peserta didik
b. KKTP merupakan standar yang ditetapkan untuk menentukan ketercapaian tujuan pembelajaran (TP)
c. KKTP dapat disusun melalui pendekatan rubrik.
d. KKTP dapat disusun melalui dekripsi kriteria dan interval nilai
e. Semua benar
Alasannya: Karena memang benar hasil KKTP dapat digunakan untuk merefleksikan proses pembelajaran dan menganalisis tingkat penguasaan kompetensi peserta didik, KKTP merupakan standar yang ditetapkan untuk menentukan ketercapaian tujuan pembelajaran (TP), KKTP dapat disusun melalui pendekatan rubrik hingga KKTP dapat disusun melalui dekripsi kriteria dan interval nilai.
9. Pembelajaran dan asesmen merupakan satu kesatuan yang sebaiknya tidak dipisahkan. Terkait hal tersebut, guru dan peserta didik perlu memahami kompetensi yang hendak dicapai agar keseluruhan proses pembelajaran diupayakan untuk mencapai kompetensi yang dimaksud. Kaitan antara pembelajaran dan asesmen, digambarkan dan diilustrasikan melalui ilustrasi berikut, kecuali….
a. Guru harus memastikan bahwa tujuan pembelajaran sudah sesuai dengan tahapan dan kebutuhan peserta didik berdasarkan hasil asesmen awal.
b. Guru dapat mengukur capaian hasil belajar peserta didik pada akhir pembelajaran jika diperlukan.
c. Sepanjang proses pembelajaran, guru dapat mengadakan asesmen formatif untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran sudah dicapai oleh peserta didik.
d. Guru perlu merancang asesmen yang dilaksanakan pada awal pembelajaran, pada saat pembelajaran, dan pada akhir pembelajaran.
e. Proses pembelajaran sebaiknya dilakukan tanpa memperhatikan hasil asesmen, karena hal itu dapat menghambat kreativitas peserta didik.
Alasannya : Pernyataan poin B mengimplikasikan bahwa asesmen sumatif bisa dilakukan “jika diperlukan,” yang seharusnya selalu menjadi bagian dari proses pembelajaran terstruktur untuk memastikan bahwa tujuan pendidikan telah tercapai.
10. Setelah memahami substansi CP, guru diharapkan mulai mendapatkan ide-ide tentang apa yang harus dipelajari oleh peserta didik dalam suatu fase untuk dirumuskan menjadi beberapa Tujuan Pembelajaran (TP) yang lebih operasional dan konkret. Dalam merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP), guru dapat memilih beberapa alternatif teknik berikut, kecuali….
a. Merumuskan TP secara langsung berdasarkan CP.
b. Merumuskan TP dengan cara menganalisis ‘kompetensi’ dan ‘lingkup materi’ pada CP.
c. Merumuskan TP secara lintas elemen.
d. Merumuskan TP dengan memperhatikan karakteristik peserta didik
e. Merumuskan TP berdasarkan intuisi pribadi tanpa mempertimbangkan kebutuhan peserta didik
Alasannya: Guru dapat memilih beberapa alternatif teknik seperti merumuskan tujuan pembelajaran langsung berdasarkan CP hingga berdasarkan intuisi pribadi tanpa memperimbangkan kebutuhan peserta didik. Hal ini dikarenakan tujuan pembelajaran umumnya disusun berdasarkan standar kurikulum yang berlaku dan fokus pada kompetensi atau keterampilan yang ingin dicapai oleh peserta didik.




Contoh Refleksi Menerapkan Prinsip Understanding by Design pada Pembelajaran

Guru diminta untuk merefleksikan apa yang sudah dipelajarinya pada topik 1. Kemudian, dilanjutkan dengan menceritakan bagaimanan prinsip Understanding by Design (UbD) dapat membantunya dalam merancang pembelajaran yang efektif.
Guru juga wajib memaparkan tantangan yang dihadapinya dalam melalui proses tersebut. Misalnya berkaitan dengan respon murid yang kurang baik, fasilitas pendidikan yang kurang lengkap, kurikulum yang tidak sesuai, dan lain-lain.
Jawaban dari cerita refleksi ini bisa dipaparkan dalam bentuk paragraf yang singkat. Penasaran seperti apa? Simak contohnya dalam artikel berikut ini.


Mengenal Prinsip Understanding by Design pada Pembelajaran
 
 
Sebelum membuat cerita reflektif, sebaiknya pahami terlebih dahulu prinsip Understanding by Design pada pembelajaran. Prinsip ini pertama kali dikembangkan oleh McTighe dan Wiggins untuk membantu guru dalam mendesain proses belajar-mengajar.

Lewat prinsip ini, McTighe dan Wiggins percaya bahwa pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran bisa dioptimalkan. Menurut Dhitta Sarasvati Ramli, dkk., dalam jurnal Praktik Mengajar Understanding by Design (UbD) bagi Calon Guru Pendidikan Matematika di Universitas Sampoerna, Jakarta (2023), syaratnya hanya satu, yakni proses belajar harus didesain dengan baik.
Pertama-tama, guru mesti menetukan tujuan pembelajarannya terlebih dahulu. Lalu, guru bisa menentukan asesmen dan desain dalam proses belajar-mengajar.
Lewat metode ini, siswa bisa memahami gagasan-gagasan utama (big ideas) terkait topik yang sedang dipelajarinya. Sehingga, siswa bisa menguasai suatu materi pembelajaran dengan baik.

Setelah memahami konsepnya dengan jelas, Anda bisa mulai merancang cerita reflektifnya. Berikut contoh refleksi prinsip Understanding by Design pada pembelajaran yang bisa dijadikan referensi:

Contoh Jawaban 1

Refleksi dari pembelajaran tentang prinsip Understanding by Design (UbD) menunjukkan betapa pentingnya merancang pembelajaran dengan tujuan yang jelas dan asesmen yang terarah. Saya belajar untuk memulai dari akhir, yakni menentukan apa yang ingin dicapai siswa di akhir pembelajaran sebelum merancang aktivitas dan materi yang diperlukan.
UbD membantu saya menyusun rencana pembelajaran yang lebih sistematis dan berorientasi pada hasil. Namun, tantangan yang saya hadapi adalah memastikan bahwa semua siswa terlibat aktif dalam proses belajar dan tidak ada yang tertinggal. Mengatasi hal ini membutuhkan pendekatan yang lebih personal dan diferensiasi dalam pengajaran.

Contoh Jawaban 2

Mempelajari prinsip Understanding by Design (UbD) sangat membuka mata saya sebagai guru tentang pentingnya perencanaan yang baik dalam pembelajaran. Saya menyadari bahwa menetapkan tujuan pembelajaran yang jelas adalah langkah awal yang krusial. Dengan tujuan yang jelas, saya bisa merancang asesmen yang tepat dan kegiatan belajar yang mendukung pemahaman siswa terhadap gagasan utama materi.

Pengalaman saya menerapkan UbD menunjukkan bahwa siswa menjadi lebih memahami dan mengapresiasi materi yang dipelajari. Tantangan utama yang saya hadapi adalah keterbatasan waktu untuk merancang dan menyesuaikan desain pembelajaran yang ideal. Mengatasi tantangan ini membutuhkan komitmen untuk terus belajar dan beradaptasi dengan situasi di kelas.


Posting Komentar untuk "Pembelajaran Berbasis Pendekatan Understanding by Design"